Penulis : Sri Wintala Achmad
Judul Buku : Ensiklopedia Kearifan Jawa
Penerbit : Araska Group
Bangsa yang besar niscaya menghargai
warisan para leluhurnya. Tidak hanya warisan berupa budaya dan tradisi, namun
pula buah karya sastra yang pernah digubah pada zamannya. Karya sastra yang
sangat memikat untuk dibaca dan sarat dengan ajaran-ajaran kearifannya.
Ajaran-ajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia baik secara
individual maupun sosial, serta menyentuh tentang hubungan transendental antara
manusia dengan Tuhan.
Diakui oleh
banyak pengamat sastra, bahwa karya sastra Jawa yang digubah para pujangga di
masa silam, seperti: Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa; Smaradahana karya Mpu
Dharmaja; Nagarakretagama dan Niratha Prakretha karya Mpu Prapanca; Sotasoma
dan Arjunawijaya karya Mpu Tantular; Lubdhaka dan Wrttasancaya karya Mpu
Tanakung; Kunjarakarna Dhanakathana karya Mpu Dusun; Suluk Wali, Suluk Wujil,
Suluk Wragul, dan lagu Tamba Ati karya
Sunan Bonang; Lagu Padhang Bulan karya Sunan Giri; Ilir-Ilir karya Sunan
Kalijaga; Sastra Gendhing karya Sultan Agung; Wulangreh karya Pakubuwono IV;
Wedhatama karya Mangkunegoro IV; serta Kalatidha, Jaka Lodhang, Sabdatama,
Cemporet, dan Sabdajati karya R.Ng. Ranggawarsita III telah serupa mutiara Jawa
terpendam karena sekian lama tak dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Mutiara
yang seharusnya kembali digali agar terkuak ajaran-ajaran kearifan yang
tersirat di dalamnya.
Berpijak dari
keprihatinan di muka, buku yang dilengkapi dengan mutiara-mutiara Jawa ini
pantas untuk dihadirkan di ruang baca publik. Hal ini dimaksudkan, agar
masyarakat kembali mengenal karya-karya masterpiece
serta ajaran-ajaran kearifan yang tersurat dan tersirat di dalamnya.
Ajaran-ajaran yang sangat dibutuhkan ketika masyarakat mulai asing dengan warisan
leluhurnya sendiri.
Hanya
dengan membaca buku ini, Anda akan menjadi penggali mutiara-mutiara Jawa yang lebih
lengkap. Mutiara-mutiara yang merefleksikan ajaran-ajaran kearifan dari karya
para pujangga di era Kahuripan, Kadiri, Majapahit, Demak, Mataram Baru,
Surakarta, dan Praja Mangkunegaran, serta dari tutur tinular di lingkup
masyarakat Jawa tempoe doeloe. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment