Sunday, December 6, 2015

ENSIKLOPEDIA KEARIFAN JAWA



Penulis                         :     Sri Wintala Achmad
Judul Buku                   :     Ensiklopedia Kearifan Jawa
Penerbit                       :     Araska Group


           Bangsa yang besar niscaya menghargai warisan para leluhurnya. Tidak hanya warisan berupa budaya dan tradisi, namun pula buah karya sastra yang pernah digubah pada zamannya. Karya sastra yang sangat memikat untuk dibaca dan sarat dengan ajaran-ajaran kearifannya. Ajaran-ajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia baik secara individual maupun sosial, serta menyentuh tentang hubungan transendental antara manusia dengan Tuhan.
Diakui oleh banyak pengamat sastra, bahwa karya sastra Jawa yang digubah para pujangga di masa silam, seperti: Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa; Smaradahana karya Mpu Dharmaja; Nagarakretagama dan Niratha Prakretha karya Mpu Prapanca; Sotasoma dan Arjunawijaya karya Mpu Tantular; Lubdhaka dan Wrttasancaya karya Mpu Tanakung; Kunjarakarna Dhanakathana karya Mpu Dusun; Suluk Wali, Suluk Wujil, Suluk Wragul, dan  lagu Tamba Ati karya Sunan Bonang; Lagu Padhang Bulan karya Sunan Giri; Ilir-Ilir karya Sunan Kalijaga; Sastra Gendhing karya Sultan Agung; Wulangreh karya Pakubuwono IV; Wedhatama karya Mangkunegoro IV; serta Kalatidha, Jaka Lodhang, Sabdatama, Cemporet, dan Sabdajati karya R.Ng. Ranggawarsita III telah serupa mutiara Jawa terpendam karena sekian lama tak dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Mutiara yang seharusnya kembali digali agar terkuak ajaran-ajaran kearifan yang tersirat di dalamnya.
Berpijak dari keprihatinan di muka, buku yang dilengkapi dengan mutiara-mutiara Jawa ini pantas untuk dihadirkan di ruang baca publik. Hal ini dimaksudkan, agar masyarakat kembali mengenal karya-karya masterpiece serta ajaran-ajaran kearifan yang tersurat dan tersirat di dalamnya. Ajaran-ajaran yang sangat dibutuhkan ketika masyarakat mulai asing dengan warisan leluhurnya sendiri.
Hanya dengan membaca buku ini, Anda akan menjadi penggali mutiara-mutiara Jawa yang lebih lengkap. Mutiara-mutiara yang merefleksikan ajaran-ajaran kearifan dari karya para pujangga di era Kahuripan, Kadiri, Majapahit, Demak, Mataram Baru, Surakarta, dan Praja Mangkunegaran, serta dari tutur tinular di lingkup masyarakat Jawa tempoe doeloe. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment